”Pemerintah tahun 2010 ini menyiapkan beasiswa Rp1 triliun bagi dosen dan guru yang ingin kembali menuntut ilmu di luar negeri, khususnya gelar doktor,” ujar Menteri Pendidikan Nasional M Nuh di selasela Seminar Nasional Fisika II di Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,kemarin. Menurut Mendiknas, selama ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan beberapa perguruan tinggi di Prancis untuk bisa bekerja sama dalam hal pendidikan.
”Kami sudah sharing dengan perguruan tinggi Prancis membicarakan pendidikan antarkedua negara,”ujarnya. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mengungkapkan, seorang dosen yang kuliah doktor selama setahun menghabiskan biaya hingga USD30.000 termasuk biaya hidup.”Tetapi karena kita sudah ada kerja sama dengan perguruan tinggi di Prancis,maka biaya sebesar ini bisa diminimalisasi dan bisa digunakan untuk dua orang.
Itulah keuntungan kita bisa bekerja sama dengan pendidikan di luar negeri,”paparnya. Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini menjelaskan, jumlah dosen bergelar doktor saat ini di Indonesia masih mencapai 23.000 orang.Padahal keseluruhan jumlah dosen sebanyak 270.000. ”Itukan artinya tidak sampai 10%. Karena itu, pada tahun 2014 mendatang, pemerintah menargetkan sekitar 20 persen doktor menambah 25.000 lagi dosen lulusan S-3,”tandasnya.
Selain itu,bukan hal mudah meraih gelar doktor, terutama gelar dari perguruan tinggi di luar negeri. Pasalnya, mencetak seorang doktor dibutuhkan waktu tidak singkat atau sekitar empat sampai lima tahun ke depan.Tidak hanya itu saja, kata Nuh, satu masalah yang dimiliki mayoritas dosen Indonesia adalah persoalan bahasa, khususnya bahasa Inggris. Karena itu, masalah bahasa ini harus diatasi. Nuh meminta kepada semua rektor di Indonesia memberikan kesempatan dan dukungan kepada para dosen untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi
”Kami sudah sharing dengan perguruan tinggi Prancis membicarakan pendidikan antarkedua negara,”ujarnya. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mengungkapkan, seorang dosen yang kuliah doktor selama setahun menghabiskan biaya hingga USD30.000 termasuk biaya hidup.”Tetapi karena kita sudah ada kerja sama dengan perguruan tinggi di Prancis,maka biaya sebesar ini bisa diminimalisasi dan bisa digunakan untuk dua orang.
Itulah keuntungan kita bisa bekerja sama dengan pendidikan di luar negeri,”paparnya. Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini menjelaskan, jumlah dosen bergelar doktor saat ini di Indonesia masih mencapai 23.000 orang.Padahal keseluruhan jumlah dosen sebanyak 270.000. ”Itukan artinya tidak sampai 10%. Karena itu, pada tahun 2014 mendatang, pemerintah menargetkan sekitar 20 persen doktor menambah 25.000 lagi dosen lulusan S-3,”tandasnya.
Selain itu,bukan hal mudah meraih gelar doktor, terutama gelar dari perguruan tinggi di luar negeri. Pasalnya, mencetak seorang doktor dibutuhkan waktu tidak singkat atau sekitar empat sampai lima tahun ke depan.Tidak hanya itu saja, kata Nuh, satu masalah yang dimiliki mayoritas dosen Indonesia adalah persoalan bahasa, khususnya bahasa Inggris. Karena itu, masalah bahasa ini harus diatasi. Nuh meminta kepada semua rektor di Indonesia memberikan kesempatan dan dukungan kepada para dosen untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar